Agar Penghuni Langit Terpikat Padamu

hijab

Selama ini jika ditanya apakah kita mau masuk surga? Semua kompak menjawab ‘Mau!!!’ atau jika ditanya apa cita-cita tertinggimu? Banyak yang menjawab ‘Surga’. Tepat sekali, bagaimanapun semua orang di dunia ini baik muslim maupun bukan pasti bercita-cita untuk masuk ke dalam Surga. Hampir sebagian besar kita adalah orang-orang yang merindukan Surga, Lalu pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang dirindukan oleh Surga. Kali ini kita akan mengulas sedikit bagaimana seorang muslimah tidak hanya menjadi orang-orang yang merindukan Surga, tapi lebih dari itu, penghuni langit juga merindukan kita.

Penghuni langit yang dimaksud di sini tentu bukanlah awan, bulan, bintang, meteor dan matahari, tapi yang dimaksud adalah Allah beserta para makhluk yang ada di dekat-Nya. Nah, siapakah wanita yang dirindukan oleh penghuni langit itu? Mari simak beberapa poin berikut:

1. Mereka adalah yang menjadikan Allah sebagai Rabb-nya, Muhammad sebagai rasulnya, dan Islam sebagai agamanya. Menjadikan Allah sebagai Rabb maksudnya menjadikan Allah satu-satunya yang disembah dan diibadahi. Sebagaimana Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat ayat: 56)

Ibadah yang dimaksud bukan hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja. Tidur, makan, dan kuliah juga bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk Allah. Misalnya kita makan agar lebih kuat beribadah, kuliah agar ilmu yang kita miliki nantinya bisa bermanfaat bagi kejayaan Islam dan kaum Muslimin. Jadi benar-benar menjadikan Allah sebagai tujuan akhir dari segala tujuan. Muara dari kehidupan kita di dunia ini. Menjadikan Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam sebagai rasul yaitu dengan mencintai beliau, mengamalkan sunnah-sunnahnya, dan menjadikan beliau sebagai satu-satunya contoh yang terbaik.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21)

 “Saudariku, Rasulullah adalah teladan yang terbaik, beliau diutus kepada manusia untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau shallallahu alaihi wa sallam telah mendapatkan jaminan surga dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika kita mengidolakan yang lain belum tentu idola tersebut bisa mengantarkan kita ke Surga, sedangkan jika kita mengidolakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam maka kelak insyaAllah kita bisa bersamanya di hari kiamat. Indahnya mengidolakan Nabi dan orang-orang yang diridhai Allah Ta’ala.

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الإِسْلاَمِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ.

Artinya:

“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bercerita: Pernah seorang lelaki datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu dia bertanya: “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?” Beliau bersabda: “Apa yang kamu telah siapkan untuk hari kiamat?” Orang tersebut menjawab: “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, beliau bersabda: “Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai”, Anas berkata: “Kami tidak pernah gembira setelah masuk Islam lebih gembira disebabkan sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai, maka aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka.” (H.R. Muslim)

Menjadikan Islam sebagai agama, yaitu Islam yang sesuai dengan yang dibawa oleh Rasulullah bukan Islam yang sesuai dengan pikiran masing-masing pribadi. Wah bisa gawat kan kalau setiap orang bebas berkreasi dalam agama.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لإثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan), sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sesungguhnya, Islam ini telah sempurna, kita tidak perlu lagi menambah atau mengurangi ajarannya. Ketika seseorang mengadakan sesuatu yang baru dalam agama sama saja dengan mengatakan Islam itu tidak sempurna, atau menganggap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak amanah dalam menyampaikan risalah.

Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘Aisyah radhiyallahu’anha beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara di dalam urusan [agama] kami ini yang bukan berasal darinya, maka ia pasti tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Di dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami (Rasulullah), maka ia pasti tertolak.”

Jadi, mari kita berislam 100%. Maksudnya kita menjadi seorang muslimah yang mengamalkan syariat Islam sesuai dengan tuntunan Rasulullah.

2. Mencontoh para wanita yang telah Allah jamin masuk Surga, seperti  Maryam, Asiyah, Khadijah, dan Fatimah, serta yang lainnya. Mencari tahu mengapa Allah memilih mereka sebagai penghuni Surga.

Di dalam sejarah Islam ada wanita-wanita hebat yang menjadi panutan untuk kaum muslimah. Rasulullah SAW bersabda: “Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia; mereka itu ialah Asiah binti Muza him isteri Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah saw dan Fatimah binti Muhammad, puteri kesayangan Baginda.” (Riwayat Bukhari).

Keempat wanita tersebut memiliki empat keistimewaan yang mewakili sesuatu yang besar & penuh makna :

  • Maryam Binti Imran (Ibunda Nabi Isa A.S.)

Maryam adalah simbol wanita dalam ibadah dan ketinggian darajat ketakwaannya kepada Allah serta mampu memelihara kesucian diri dan kehormatannya ketika mengabdikan dirinya kepada Allah.

  • Asiyah Binti Muza (Istri Firaun)

Asyiah adalah simbol teladan bagi wanita beriman yang tetap mempertahankan keimanannya kepada Allah, meskipun suaminya menyiksanya dengan siksaan yang amat berat, Asiyah tetap memegang teguh keimanannya pada Allah SWT.

  • Khadijah binti Khuwailid (Istri Nabi Muhammad S.A.W.)

Khadijah adalah simbol kepada isteri yang setia tanpa mengenal lelah mendampingi suaminya menegakkan panji-panji kebenaran Islam, berkorban jiwa raga dan segala harta bendanya serta rela menanggung berbagai risiko dan cobaan dalam menyebarkan risalah Islam yang diamanahkan pada bahu Rasulullah. Subhanallah, bahkan wanita ini merelakan seluruh hartanya untuk kepentingan dakwah, kepentingan seluruh umat.

  • Fatimah binti Muhammad (Puteri kesayangan Rasulullah)

Fatimah adalah simbol wanita yang solehah; anak yang soleh dan taat di hadapan ayahnya; isteri yang setia dan taat di hadapan suaminya, serta ibu yang bijaksana di hadapan putera-puterinya. Dialah pemuka segala wanita dan juga seorang wanita mithali yang setiap detik kehidupan yang dilaluinya, sewajarnya dijadikan panutan Muslimah.

3. Menjaga bentuk-bentuk ibadah kepada Allah, baik amalan wajib maupun sunnah. Senantiasa memuhasabah setiap amalan dan waktu agar tidak terjatuh dalam kesia-siaan.

4. Menjaga hijab dan kesuciannya dari orang-orang yang tidak berhak.

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nur: 31

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Dan Q.S. Al Ahzab: 59

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”

Saudariku ketahuliah, barang yang mahal biasanya disimpan di dalam tempat dengan penjagaan yang ketat agar tidak sembarang orang bisa menjamahnya. Berbeda dengan barang obralan dengan harga murah. Nah, seperti itu pula seorang wanita di dalam Islam. Dia adalah barang yang mahal yang harus terus dijaga. Bukan barang obralan apalagi murahan.

5. Menjaga hak-hak orang lain atas dirinya

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh. teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. An-Nisaa: 36)

Begitu pula wanita yang dirindu Surga adalah wanita yang menjaga hak-hak suaminya.

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa: 34

“…. Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka)…”

Dari Abdurrahman bin Auf berkata, Rasulullah saw bersabda,

إِذَا صَلَّتِ المَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الجَنَّةِ شَاءَتْ

“Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan.(HR. Ahmad nomor 1661, hadits hasan lighairihi).

6. Mengilmui perintah dan larangan Allah. Memperkaya diri dengan ilmu syar’i, Ilmu yang tentunya akan membimbing kita menuju Allah. Untuk Menuju Allah, maka jalan yang kita perlu ambil adalah jalan Allah, jalan yang telah Allah tunjukkan melalui ayat-ayat dalam Al-Qur’an maupun melalui lisan Rasul-Nya.

Allah berfirman,

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

“Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS Az Zumar: 9)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Majah No. 224, dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir No. 3913)

“Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya.”

Taat kepada Allah berarti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Di antara keduanya ini menjalankan perintah adalah perkara yang lebih sulit, karena tidak semua perintah Allah bisa kita laksanakan. Karenanya Allah memerintahkan kepada kita untuk bertakwa kepada Allah semampu kita sedangkan untuk menjauhi larangan tidak dikatakan “Jauhilah zina sesuai kesanggupan kalian” misalnya, hal ini dikarenakan perkara menjauhi larangan lebih mudah kita laksanakan. Cukup dengan menjauhi saja dan tidak melakukan apapun bukan?

Jadi untuk menjadi wanita yang dirindukan Surga, maka kita harus menguatkan azzam, bersungguh-sunguh agar bisa menjadi tandingan-tandingan bidadari Surga yang telah Allah janjikan kepada laki-laki mu’min ^_^

Demikianlah ulasan singkat Agar Penghuni Langit Terpikat Padamu. Tentu tidak mudah untuk melakukan semua hal tersebut, namun kalau untuk urusan dunia saja kita bersungguh-sungguh untuk meraihnya apatah lagi dengan perkara akhirat yang lebih kekal sifatnya.

Kita tidak akan mampu jika hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri, karenanya mintalah selalu pertolongan dari Allah. Mohonlah untuk diberikan kekuatan agar bisa tetap taat dan istiqamah di jalan-Nya, serta berdoa agar di tetapkan hati kita di atas agama-Nya.

Semoga kita semua bisa menjadi sebenar-benarnya hamba Allah, dan sejatinya seorang pengikut dari Rasulullah, serta pembela agama Islam. Hingga akhirnya penghuni langitpun merindukan diri kita. Aamiin ya Rabbal alamin …

Tinggalkan komentar